METODE ILMIAH
“PENGARUH CAHAYA MATAHARI
TERHADAP PENCANGKOKAN TANAMAN PURING”
A. RUMUSAN MASALAH
Beberapa waktu yang
lalu saat booming tanaman hias,banyak masyarakat yang membudidayakan tanaman hias, salahsatuny
aialah tanaman puring dengan metode cangkok. Dari pokok masalah tersebut,
penulis merumuskan masalah sebagai berikut. :
“Adakah pengaruh cahaya matahari terhadap pencangkokan tanaman puring ?”
B. KAJIAN
PUSTAKA
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan
yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang
sama dengan induknya dan cepat menghasilkan.
Cahaya matahari diperlukan tumbuhan untuk
proses fotosintesis yang hasilnya ditransmisikan keseluruh jaringan melalui floem.
Pada batang yang
dicangkok dihilangkan floemnya menyebabkan zat-zat hasil fotosintesis tidak dapat sampai keperakaran tetapi terkumpul pada bagian atas cangkok.Cadangan makanan tersebut digunakan tanaman untuk pertumbuhan akar.
Cahaya matahari menjadikan pigmen warna pada Puring
(merah, kuning, dan lain-lain) tampak lebih cerah.Puring yang
mendapatkan sedikit sinar matahari, cenderung menampakkan warna hijau saja.
C. KERANGKA
BERFIKIR

Tanaman puring
yang dicangkok di tempat yang mendapat intensitas cahaya matahari lebih banyak menghasilkan akar
yang lebih lebat.
Tanaman puring
yang dicangkok di tempat yang mendapat intensitas cahaya matahari lebih banyak memiliki warna daun yang
lebih cerah daripada puring yang mendapatkan intensitas cahaya lebih rendah.

Berdasarkan
asumsi tersebut dapat disimpulkan bahwa : ada pengaruh cahaya Matahari terhadap
pencangkokan tanaman puring, yaitu tanaman puring yang mendapat intensitas
cahaya lebih banyak memiliki daun lebih cerah dan akar yang lebih lebat daripada
tanaman puring yang ,mendapat sedikit intensitas cahaya matahari.
E. CARA
MENGUJI HIPOTESIS
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara melakukan pada dua tanaman puring atau lebih dengan menggunakan metode dan bahan
yang sama namun berada ditempat yang mendapat intensitas cahaya yang berbeda.,dengan cara sebagai berikut:


1) TanamanPuring
(minimal 2 buah)
2) Pupukkandang
3) Tanah
4) Air

1) Tali
raffia
2) Plastik
3) cutter

1) Cari cabang yang cukup umur yang
ditandai dengan warna kulit batang berwarna cokelat, banyak mengandung zat kayu,
umumnya berdiameter 3 – 4 cm. Tekstur batang sudah keras. Tak terlalu banyak terdapat bekas tangkai daun.
Umumnya cabang yang masih banyak memiliki bekas tangkai daun adalah batang berusia muda.
2) Batang terpilih lantas disayat kulitnya secara melingkar.
Lebar sayatan sebesar 4 – 5 cm. Kambium yang
masih menempel lalu dikerik sampai bersih. Sebab bila tidak dikerik dikhawatirkan kulitakan pulih kembali.
Akibatnya akar tidak tumbuh. Setelah dikerik, bekas sayatan dibiarkan sampai kering.
3) Sayatan bisa segera dibungkus dengan media
tanam. Menggunakan pupuk kandang, jika ingin menghasilkan hasil yang lebih baik.
Tanah liat atau sabut kelapa pun tidak masalah. Yang penting media
cangkok harus selalu dalam keadaan basah. Ketika akar mulai tumbuh, air
tidak boleh telat sebab akar akan kering dan gagal tumbuh lagi.
4)
Sekitar
3 minggu usaidibungkus, akar cangkokan sudah tumbuh kuat. Ditandai dengan ukuran akar membesar,
panjang dan telah menembus plastik pembungkus media.